Cabai Kering Pada Khazanah Masakan Melayu

No Image Available
 Description:

Buku ini disusun sebagai upaya mengenalkan serta melestarikan khazanah Masakan Melayu Kepulauan Riau menggunakan cabai kering. Sebuah langkah memanfaatkan komoditas cabai merah yang sangat fluktuatif, dan terobosan dalam teknologi pangan. Satu upaya mengendalikan inflasi dengan memadukan cabai kering dengan masakan Melayu, tanpa menghilangkan esensi rasa pedas yang menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia. Inovasi dan sinergi Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau bersama Politeknik Pariwisata Batam khususnya Prodi Manajemen Kuliner, dalam mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023 ini, diharapkan mampu mengendalikan inflasi, sekaligus memberikan alternatif kepada masyarakat terhadap cabai segar untuk menciptakan olahan masakan pedas. Ragam kuliner Melayu jadi kekayaan serta kebanggaan bagi masyarakat Kepulauan Riau, dan telah lama dikenal luas seantero nusantara. Sebut saja ikan asam pedas, otak-otak, luti gendang, kempurun, lendot, dan masih banyak lagi. Khazanah Masakan Melayu Kepulauan Riau dikenal tidak hanya karena keunikannya saja, tetapi juga karena banyak menggunakan rempah-rempah, termasuk cabai merah. Namun, karena kondisi supply (suplai) dan demand (permintaan) yang tidak berimbang, cabai merah kerap menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Indonesia. Hal yang terjadi lantaran permintaan cabai merah yang tinggi tidak dapat diimbangi oleh hasil produksinya. Lebih lagi sifatnya yang cepat tidak segar dan tidak dapat diawetkan dengan metode pembekuan, jadi faktor lain mengapa cabai merah turut menyumbang inflasi.

 Back